Search
Close this search box.

Geliat UMKM di Kalimantan Tengah

Di Kalimantan Tengah, ada kekuatan baru yang sedang tumbuh di luar sorotan. Mencoba bersaing dengan gemerlap perkebunan kelapa sawit dan pertanbanngan.

Gusti Muhammad Rivqy

Wagub Kalteng Edy Pratowo meninjau salah satu stan di Kalteng Expo 2024, Palangka Raya, (11/5/2024). ANTARA/HO-Diskominfosantik Kalteng.

Sebuah perubahan perlahan tapi pasti mengambil tempatnya. Tidak besar, tidak glamor, tapi sangat berdampak. Ini adalah kisah tentang bagaimana ribuan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) lokal tumbuh menjadi penggerak roda ekonomi daerah.

Dinas Koperasi dan UMKM Provensi Kalimantan Tengah mencatat, pertumbuhan UMKM dalam empat tahun (2019-2023) lebih dari 250%. Pada 2019 tercatat jumlah UMKM di Kalimantan Tengah sebanyak 40.568. Sedangkan pada 2023 jumlahnya menjadi 145.435.

Di balik angka pertumbuhan UMKM yang fantastis itu, ada kisah inspiratifnya. Yang sukses, biasanya punya langkah yang berani. Salah satunya berasal dari pemuda Muara Teweh, Kalimantan Tengah. Namanya Muhammad Iqbal (28).

Sebagaimana dikisahkan Kumparan, ia sebelumnya bekerja sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN). Bekerja di lingkungan pemerintahan, bagi banyak orang dianggap sebagai jalan menuju stabilitas dan jaminan hidup. Namun, di tengah jalan yang seharusnya lurus dan terjamin itu, Iqbal mengambil keputusan mengejutkan. Ia mengundurkan diri sebagai ASN.

Keputusannya tak hanya menuai komentar pedas dari orang-orang di sekitarnya, tapi juga mengakibatkan hubungan dengan keluarganya memburuk. Selama berbulan-bulan, orang tuanya bahkan tak sudi menegurnya. Mereka kecewa, bingung, dan marah.

Namun bagi Sarjana Komunikasi dari sebuat perguruan tinggi swasta di Yogyakarta ini, hidup lebih dari sekadar zona nyaman. Ia merindukan kebebasan dan ingin membawa suasana kota yang dicintainya Yogyakarta ke tanah kelahirannya di Muara Teweh. Pada 2018, ia membuka angkringan ala Yogyakarta dengan modal seadanya. Tak ada karyawan, tak ada bantuan, hanya dirinya dan tekad kuat untuk berhasil di awal.

Ia membuka angkringan kecil di depan kantor cabang sebuah partai besar di Muara Teweh. Iqbal mulai menciptakan ruang di mana orang-orang Barito Utara bisa merasakan kehangatan dan keakraban ala Yogyakarta, walaupun hanya dengan secangkir kopi dan beberapa camilan sederhana.

Namun, takdir tak selalu ramah. Saat usahanya mulai lancar dan sudah punya karyawan, datanglah Pandemi Covid-19. Usaha Iqbal terancam runtuh. Angkringannya sepi, pendapatan menurun drastis. Dengan gigih, usaha Iqbal perlahan bangkit kembali. Kini ia telah memiliki 12 karyawan dan membuka sebuah kafe yang lebih besar. Omsetnya mencapai Rp60 juta per bulan. Ini angka yang tak pernah ia bayangkan saat pertama kali memulai usahanya.

Pemerintah boleh saja dan memang wajib mendukung berkembangnya pelaku UMKM. Kalimantan Tengah sendiri sudah punya event tahunan Kalteng Expo sebagai outlet promosi lebih besar untuk UMKM. Pemprov Kalimantan Tengah pun punya program Bantuan Usaha Mikro Kecil.

Tapi, kegigihan dari pelaku UMKM juga sangat menentukan. Harus ada motivasi yang berbeda untuk berhasil. Seperti ditunjukkan Iqbal. “Saya mau tunjukkan kepada anak-anak muda di Kabupaten Barito Utara bahwa ini loh kita bisa hidup tanpa harus menjadi pegawai. Berwirausaha itu bisa mempekerjakan orang lain selain mendapatkan keuntungan,” ujarnya, sebagaimana ditulis Kumparan (17/4/2021).

 

Sumber Foto : Dok. Pemrov Kalteng

 

Sebarluaskan :

Recent Post
Donasi Save Our Borneo