Deforestation

STOP_Deforestasi

Deforestation means forests logging in the Great Dictionary of the Indonesian Language. This meaning is too narrow compared to the facts which found in the field. Since in reality, deforestation is not only about felling something or just a tree. All activities which include destroying and even changing the sustainability of forests to living things and the biodiversity that integrates into them are the real deforestation that we experience these days.

Looking at year after year, the variety and impact of these activities get bigger, more complex, and more diverse. The rate of deforestation seems to be in line with investment development and growth, especially in the extractive and modern development sectors. However, it is inversely proportional to the rate of forest growth.

Reported to the article of BBC News Indonesiabased on research led by the University of Bristol in England collaborated with an international team, they research the three biggest tropical forests in the world which are Amazon, Central Africa, and Borneo by using satellite data. As a result, they found that the destruction of the ecosystems has far outpaced the regrowth of trees.

 

It is not a strange thing when see the expanse of oil palm trees in Borneo which replaces the existence of protected rainforest covering. The changes in land contour that is usually flat or hilly into gaping mining pits are also common to find. The rivers become narrow and even shallow so they easily overflow during the rainy season, which has become an annual event in recent times.

Borneo which was once known as the world's lungs, is now barely even able to maintain the lung for itself. One example is the deforestation in Central Borneo.

In their article, Kompas.id Kompas.id stated that Central Borneo’s forests look mighty but porous in reality. They noted that from the 15.3 million hectares of Central Borneo, 11.2 million hectares will be converted to various types of businesses. Only 4.1 million hectares of land remain. It is also designated as a residential area, community gardens, and other managed areas.

Then, what will happen to our Borneo in the future? Long before we think about the future, we must face the current fact that Borneo is no longer the lungs of the world. Deforestation for any reason and form has changed the conditions today.

We have to stop this deforestation now.

Join us, Save Our Borneo, in efforts to save Borneo from the threats of deforestation. Stop Deforestation.

Stop Deforestasi. Save Our Borneo.

DEFORESTATION DATA

Conversion or functional shift of natural forests for various purposes in Borneo continues to occur at a very fast pace.

Hutan Tanaman Industri (HTI) jadi salah satu penyumbang deforestasi yang masif di Indonesia. Fungsi dan penerapannya, memungkinkan aktivitas eksploitasi terjadi di dalam kawasan HTI.

Hutan Tanaman Industri (HTI) berbeda dari definisi hutan biasanya. Jika menurut Ketentuan Umum Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan, Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem di mana berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dan dalam satu persekutuan tak terpisahkan dengan alam lingkungannya, maka HTI dibangun dengan tujuan tertentu. Keberadaannya tak muncul secara alami sebagaimana hutan.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1990 tentang Hak Pengusahaan Hutan Tanam Industri mendefinisikan bahwa HTI adalah hutan tanaman yang dibangun dalam rangka meningkatkan potensi dan kualitas hutan prodasi dengan menerapkan silvikultur intensif untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri hasil hutan. HTI memiliki fungsi pokok sebagai Hutan Produksi.

Sistem silvikultur yang dianut HTI inilah yang menegaskan perbedaan besarnya dengan hutan. Bahkan, turut jadi alasan mengapa deforestasi terjadi di dalam konsesinya. Silvikultur yang dimaksud sebagaimana diterangkan dalam Pasal 4 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1990 tentang Hak Pengusahaan Hutan Tanam Industri adalah tebang habis dengan penanaman kembali. Artinya, pohon-pohon hutan alam akan dibabat habis sebelum digantikan dengan satu jenis tanaman baru (monokultur).

Aktivitas seperti ini, menurut Global Forest Watch, dapat dikategorikan sebagai deforestasi di mana perubahan permanen dalam penggunaan lahan dari hutan ke penggunaan lahan lain yang disebabkan oleh manusia. Sederhananya, deforestasi adalah aktivitas yang merubah fungsi hutan atau menghilangkan hutan.

Di Indonesia sendiri, buku Statistik Kementerian LIngkungan Hidup dan Kehutanan Tahun 2023 menulis jumlah Perijinan Berusaha Pemanfaatan Hutan (PBPH) luasnya lebih dari empat belas kali kota Jakarta atau seluas 10,897,978 hektar. Ini berarti akan ada sekitar 10 juta hutan alam yang digantikan dengan tanaman monokultur.

Dengan begitu, HTI telah menjadi salah satu penyumbang deforestasi di Indonesia. Padahal, salah satu tujuan keberadaannya selain untuk kepentingan ekonomi, juga membawa mandat untuk meningatkan produktivitas lahan dan kualitas lingkungan hidup. Tampaknya, poin ini masih akan terus diperdebatkan.

Berangkat dari persoalan ini, kemudian Save Our Borneo banyak melakukan studi pustaka untuk melihat sejauh apa dan berapa besar deforestasi terjadi di dalam konsesi HTI. Studinya difokuskan di Kalimantan, yang memang menjadi fokus kerja tim Save Our Borneo. Selain itu, sebaran perusahaan dan konsesi HTI memang banyak dibuka di Kalimantan.

Metode yang tim Save Our Borneo gunakan untuk menghasilkan data-data ini adalah OVERLAY ANALYSIS atau analisis tumpang susun. Teknik ini adalah menggabungkan dua atau lebih lapisan data spasial (peta tematik) untuk menciptakan peta baru yang berisi gabungan informasi dari layer peta-peta yang telah ditumpuk tersebut. 

Sumber data yang digunakan dalam analisis ini adalah data perubahan tutupan lahan dari Global Forest Change (GFC). 

Setelah overlay, kami melakukan penghitungan untuk memperoleh luas kehilangan tutupan hutan dari data GFC. Kemudian, dihitung untuk memperoleh luas area hasil yang menunjukan kehilangan tutupan hutan (deforestasi). Proses penghitungan ini disebut Geometry Calculation atau penghitungan secara geometri.Sebagai upaya untuk memperkuat data, kami juga melakukan overlay data GFC dengan Citra Satelit. Langkah ini merupakan analisa tambahan untuk memperkuat dugaan bahwa benar telah terjadi pembukaan hutan pada target studi kami. Ini juga penting untuk verifikasi dan validasi data.

Seri Kalimantan Tengah

Sebagai seri pertama, kami melakukan pemantauan terhadap perusahaan HTI di Kalimantan Tengah (Kalteng).  Berikut daftar perusahaan HTI dan lokasinya:

Seri Kalimantan Tengah

Dalam seri Kalimantan Tengah kali ini, kami menghadirkan data Deforestasi yang terjadi di dalam konsesi HTI dalam periode tahun 2001 hingga 2023. Gambaran luas deforestasi yang terjadi kami tunjukkan dalam data statistik di bawah ini.

Akumulasi deforestasi tertinggi terjadi di tahun 2023 dengan angka mencapai 29.088,23 hektar. Sementara, total luas deforestasi selama kurun waktu 23 tahun adalah 273.540,68 hektar.

Data deforestasi di konsesi perkebunan sawit masih dalam tahap pengerjaan

Data deforestasi di konsesi pertambangan masih dalam tahap pengerjaan