Search
Close this search box.

“Perusahaan Sawit Kerap Abaikan Keselamatan Buruh”

Palangkaraya. SOB(07/03).  Keuntungan yang di peroleh pelaku usaha perkebunan dinilai tidak sebanding dengan keadaan buruh di perkebunan, hal ini dapat dilihat dari minimnya fasilitas kerja yang didapat oleh buruh.

buruh sawit perempuan

[Buruh Perkebunan Kelapa Sawit]

Minimnya pemberian fasilitas keamanan kerja atau Alat Pelindung Diri (APD) oleh perusahaan telah mengakibatkan bertambahnya jumlah kecelakaan kerja dalam perkebunan kelapa sawit. Disisi lain penanganan terhadap buruh yang mengalami kecelakaan dan gangguan kesehatan selama bekerja juga sangat buruk.

Singkatnya, semua hal yang dialami buruh selama bekerja (sakit/kecelakaan) akan ditanggung sepenuhnya oleh dia sendiri tanpa ada perhatian yang baik dari perusahaan.  Hal inilah yang saat ini sedang dialami oleh seorang buruh perempuan bernama Ana yang telah bekerja selama 4 tahun di salah satu perkebunan kelapa sawit di Kecamatan Parenggean, Kabupaten Kotawaringin Timur-Kalimantan Tengah.

Ana adalah seorang buruh bagian perawatan yang setiap hari bersentuhan dengan pupuk mengandung bahan kimia berbahaya. Ana mengalami kecelakaan pada saat melakukan pemupukan di kebun tempat dia bekerja.

Pada saat itu dia tidak dilengkapi alat pelindung diri (kacamata pelindung) sehingga serbuk pupuk yang ia tebar masuk bagian matanya. Akibat kecelakaan tersbut, ibu Ana mengalami sakit di bagian mata dan harus dirwat di rumah sakit Dr. Murjani – Sampit.

Karena sakit mata yang diderita ibu Ana terlalu parah, pihak rumah sakit menyarankan kepada keluarga agar ibu Ana dirujuk ke rumah sakit Ulin Banjarmasin untuk dilakukan operasi mata. Keluarga ibu Ana pun menerima saran tersebut serta meminta kepada pihak perusahan untuk merujuk ibu Ana kerumah sakit Ulin di Banjarmasin.

Menanggapi rujukan yang disampaikan keluarga ibu Ana, pihak perusahaan hanya menyetujui apabila ibu Ana dirujuk ke rumah sakit Doris Silvanus Palangkaraya, karena perusahaan tidak mempunyai kerjasama dengan rumah sakit Ulin Banjarmasin.

Pada akhirnya ibu Ana dirawat selama satu minggu dirumah sakit Doris Silvanus Palangka Raya tanpa dilakukan operasi. Dan dengan alasan terbatasnya biaya yang dapat ditanggung oleh perusaan kepada ibu Ana selama menjalani perawatan dri Rumah Sakit Doris Silvanus, maka ibu Ana harus dipulangkan ke camp perusahaan tempat dia bekerja dengan kondisi masih sakit.

Pantauan terakhir, kondisi ibu Ana masih terbaring sakit saat kami temui di sebuah camp tempat dia bekerja pada Kamis (19/02) lalu.

Sebarluaskan :

Recent Post
Donasi Save Our Borneo