Search
Close this search box.

Krisis Petani Muda, Ketahanan Pangan Terancam

Andre Rolis Saputra

Indonesia terancam kekurangan jumlah petani di masa depan. Ini bisa berdampak pada ketahanan pangan negara.

Petani membantu memenuhi kebutuhan pangan bagi negaranya. Mereka menjadi ujung tombak dalam menjaga ketersedian pangan. Apabila jumlah petani menurun, itu akan ketahanan pangan negara pun terancam.

Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri, mencatat jumlah penduduk Indonesia 280,73 juta jiwa pada Desember 2023. Namun, berdasarkan data sensus pertanian Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2023 jumlah petani berangsur menurun. Selama periode 2013-2023, Indonesia mengalami penurunan jumlah petani mencapai 7,42 %. Pada 2013, petani Indonesia tercatat 31,70 juta orang. Namun pada 2023, jumlah petani menurun menjuadi 29,34 juta orang saja.

Generasi Z dan milenial ogah bertani

Menurunnya jumlah petani itu diduga karena generasi muda tidak terlalu berminat bekerja di sektor ini. Mereka adalah Generasi Y (Milenial) dan Generasi Z, yang lahir antara 1981 – 2012. Dugaan ini terkonfirmasi melalui survei yang dirilis aplikasi Jakpat pada 14 Oktober 2022.

Berdasarkan survei dengan 139 responden itu, generasi muda berlasan profesi petani cenderung dihindari karena alasan tak adanya pengembangan karier, risiko besar, penghasilan kecil, kurangnya penghargaan, dan tidak bertani dinilai profesi yang tidak menjanjikan (Lihat Infografis).

Kenapa Generasi Muda Enggan Bertani?

Survei ini juga menunjukkan, jenis pekerjaan yang diminati generasi muda adalah di bidang pendidikan (15,8%), teknologi informasi (13%), kesehatan (11,5%), pertambangan (10%), dan seni kreatif (7,1%).

Kini petani Indonesia didominasi oleh generasi tua. Mereka berlatar belakang pendidikan yang rendah. Berdasarkan Sensus Pertanian 2023 yang diselenggarakan BPS, mayoritas petani Indonesia hanya mengenyam pendidikan hingga tingkat sekolah dasar. “Sekitar 75% tenaga kerja pertanian hanya mengalami pendidikan paling tinggi di sekolah dasar,” kata Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, di acara rilis hasil Sensus Pertanian 2023, Senin, 4 Desember 2023.

Kondisi itu membuat tantangan Indonesia di dunia pertanian modern makin berat. Hadirnya teknologi dan teknik baru di dunia pertanian, mestinya diimbangi dengan lahirnya generasi petani yang lebih terdidik. Namun, itu tak terjadi karena enggannya generasi muda terjun ke sektor ini.

Uye Kurniawan, anak petani dari Desa Sabuai, Kabupaten Kotawaringin Barat, yang masih terlibat membantu orang tuanya mengatakan, anak muda harus diberi edukasi pentingnya profesi petani. Menurut Uye, banyak anak muda ogah bertani karena menganggap ini bukan profesi yang keren. Padahal kata dia, bila ditekuni dengan serius, bertani bisa mendapatkan penghasilan yang besar.

Uye juga yakin, idealisme untuk kehidupan yang lebih baik bisa dikerjakan melalui sektor pertanian. Sebagai pemuda yang aktif, ia ikut terlibat dalam Gerakan Pulang Kampung, sebuah inisiasi gerakan agar pemuda tak hanya tinggal di kota. Tujuan gerakan ini ikut membangun kedaulatan pangan di kalangan masyarakat adat.

Selain itu, Uye juga bilang, manfaat lain dari bertani yang ia rasakan, badan menjadi lebih sehat. “Karena aktivitas bertani menuntut badan untuk bergerak terus,” ucap anak petani cabai dan melon ini.

Penduduk terus bertambah. Kebutuhan pangan sudah pasti juga meningkat. Menurut BPS, jumlah penduduk Indonesia pada 2023 naik 1,1% dari tahun sebelumnya. Badan Pangan Nasional (Bapanas), menyatakan kebutuhan beras untuk konsumsi rumah tangga pada 2019 sekitar 21 juta ton. Angka itu meningkat menjadi 22,64 juta ton pada 2023. Angka ini bisa jadi peluang bagi petani. Tapi itu juga bisa jadi ancaman, ketika jumlah petani makin sedikit.

Pakar Pertanian Universitas Sumatera Utara, Abdul Rauf, mengatakan generasi muda enggan menjadi petani disebabkan tidak efektifnya program-program yang menyasar para petani. Pemberian insentif, berupa bantuan modal bagi petani muda perlu dilakukan pemerintah. Pemerintah juga dapat meningkatkan akses pendidikan di pedesaan dan menyediakan program pelatihan membantu pemuda memperoleh keterampilan yang dibutuhkan sektor pertanian.

 

Sebarluaskan :

Recent Post
Donasi Save Our Borneo