Segenap staff/keluarga/murid/junior Almarhum Nordin (direktur eksekutif) Save Our Borneo merasakan duka yang mendalam atas kepergiannya untuk selama-lamanya. Bagaimana tidak, sebelum kepergian almarhum pada hari minggu tanggal 25 juni 2017 pukul 01.45 WIB di rumah sakit Ansari Saleh, Banjarmasin – Kalimantan Selatan tidak ada suatu firasat atau keganjilan yang menjadi tanda bahwa Nordin akan meninggalkan kami untuk selama-lamanya.
Beberapa hari sebelum kepergian Nordin, tepatnya hari rabu 21 juni 2017. Almarhum bersama seluruh staff Save Our Borneo menyelesaikan satu pekerjaan kantor sebelum menikmati liburan Hari Raya Idul Fitri di kampung masing-masing. Bahkan dini hari sebelum ia jatuh sakit, almarhum saling berkomunikasi dan bercanda bersama keluarga besar Save Our Borneo disebuah grup chat sosial media kami. Hal tersebut, membuat kami semua seolah tidak percaya atas kabar duka kehilangan seorang Nordin.
Semasa hidupnya, Nordin adalah pribadi yang tegas menolak dan menentang kebijkan pemerintah ataupun investasi yang mengancam keselamatan lingkungan, sumber daya alam yang merugikan masyarakat sekitar. Di sisi lain, Nordin adalah sosok yang baik dan perhatian kepada keluarga, teman, kerabat, dan orang yang tidak ia kenal sekalipun. Selama memimpin seve our borneo, yang ia bangun adalah suasana persaudaraan dan kekeluargaan, sehingga tidak ada kesan hubungan pimpinan dan bawahan yang mengedepankan profesionalitas kerja. Sosok Nordin yang semasa hidupnya lugas dalam berbicara, tegas dalam prinsip, sekaligus motivator dalam upaya penyelamatan sumber daya alam dan lingkungan saat ini sudah tidak dapat ditemukan lagi dalam keseharian kita semua terutama oleh kami seluruh staff Save Our Borneo. Namun semangat perjuangan yang selama ini ia torehkan dan amanah yang ia titipkan menjadi bekal kami generasi penerus Save Our Borneo dan kita semua untuk meneruskan perjuangan dan cita-citanya.
Kebakaran hutan dan lahan pada tahun 2015 menjadi puncak kekecewaan Nordin terhadap pemerintah Indonesia, dia juga menjadi sangat khawatir akan kondisi kesehatan masyarakat Kalimantan terutama anak-anak dan orang tua. Nordin sangat marah kepada pemerintah yang tidak melakukan tindakan apapun untuk meyelamatkan masyarakat Kalimantan dari polusi kabut asap yang sudah dalam kondisi sangat berbahaya, dia sangat kecewa karena pemerintah tidak melakukan tindakan apapun untuk perusahaan-perusahaan industri ekstraktif (monokultur sawit, HTI dan tambang) yang melakukan pembakaran lahan dalam pembukaan areal konsesinya. Saat itu dia juga sangat mengecam keras solusi yang dibuat oleh pemerintah dalam upaya mencegaah kebakaran hutan dan lahan yaakni dengan membuat kanal-kanal baru di kawasan gambut yang dinilainya justru sebagai penyebab rusaknya kawasan lahan gambut sehingga menjadi mudah terbakar.
Menurut Nordin, seharusnya solusi yang paling tepat untuk mencegah bencana kebakaran adalah dengan mengembalikan fungsi utama kawasan hutan dan lahan termasuk kawasan gambut, mencabut semua izin-izin konsesi industri ekstraktif (sawit, HTI dan Tambang) yang ada dikawasan penyangga termasuk gambut, menindak tegas perusahaan-perusahaan industri ekstraktif (monokultur sawit, HTI dan tambang) yang terbukti melakukan pembakaran dalam praktek pembukaan lahan.
Pada pertengahan bulan Desember tahun 2015, 1 bulan pasca bencana kabut asap, Rheree anak pertama Nordin harus dilarikan kerumah sakit karena ada penyumbatan saluran pembuluh darah di otaknya yang menyebabkan Rheree mengalami kelumpuhan di separuh tubuhnya, kondisi tersebut membuat Nordin sangat terpukul dan cukup stress, 2 minggu setelah kejadian itu tepatnya pada awal Januari 2016 Nordin mengalami tekanan darah tinggi yang membuatnya juga harus dirawat dirumah sakit selama berhari-hari, bahkan selama dirawat, Nordin sempat lupa ingatan dan tidak mengenal orang-orang terdekatnya. Namun, nordin tidak putus asa hingga ia sembuh dan ingatanya pulih kembali. Semangat untuk melawan ketidakadilan dan kebijakan yang mengancam keselamatan alam dan lingkungan terus ia lakukan, mulai dari membuat tulisan-tulisan yang mengkritik dan solutif untuk pemerintah, penyampaian laporan-laporan hasil temuan dilapangan terkait prilaku buruk perusahaan-perusahaan industri ekstraktif kepada para pihak-pihak penegak hukum dan bahkan langsung turun kelapangan untuk mendemonstrasikan solusi-solusi dalam upaya mengembalikan fungsi utama kawasan yang telah rusak akibat kebijakan pemerintah yang keliru, salah satunya adalah menginisiasi agar kawasan gambut yang telah di drainase akibat banyaknya kanal-kanal dilakukan rewetting dengan menyekat/ menutup kanal-kanal tersebut agar fungsi utama kawasan gambut kembali kekondisi alaminya.
Satu kalimat pesan almarhum Nordin yang membekas dihati keluarga besar Save Our Borneo adalah “suatu saat ketika aku sudah mati nanti, jangan sampai Save Our Borneo dan perjuanganya juga ikut mati” Pesan tersebut kami maknai sebagai amanah yang harus kami laksanakan untuk terus melanjutkan perjuangan dan cita-cita almarhum. Kami berharap spirit dan semangat Nordin dalam memperjuangkan keadilan masyarakat, Alam dan lingkungan terus ada didalam diri dan keseharian kami. Tentu saja kami seluruh staff Save Our Borneo yang kini melanjutkan perjuangan Nordin masih berharap agar perjuangan dan cita-cita penyelamatan sumber daya alam dan lingkungan yang berkeadilan di Kalimantan terus mendapatkan dukungan dari banyak pihak, terutama dukungan dari masyarakat luas yang peduli terhadap keadilan dan kelestarian lingkungan di Kalimantan.
Terakhir, izinkan kami mengucapkan rasa terimakasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah mendukung perjuangan Almarhum Nordin semasa hidupnya khususnya di Save Our Borneo. Tidak lupa, kami juga memohon maaf jika selama hidupnya Almarhum Nordin pernah melakukan kesalahan dalam bermitra dan perkataan.
Save Our Borneo Team
Menu